Oleh : Masroer Ch Jb#
Dalam
kitab Hadits Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “ash shiyamu
junahun” yang artinya puasa itu adalah benteng atau perisai. Jadi orang yang
berpuasa di bulan Ramadhan adalah orang yang sedang membentengi diri dengan
mempertebal kekuatan rohani. Membentengi diri disini dimaknai bagaimana kita yang
berpuasa di bulan Ramadhan mampu
membentengi diri dari seluruh godaan hidup, baik berupa godaan akan kesenangan
materi, kesenangan seksual maupun kesenangan kesenangan lainnya yang
membuat manusia dapat melupakan Tuhannya.
Oleh
karena itu orang yang berpuasa adalah orang yang menjadikan puasanya sebagai
perisai untuk menahan diri dari serangan-serangan berupa godaan hidup yang
datang dari luar diri kita, yang datang dari lingkungan kita yang berupa kesenangan
kesenangan sebagaimana yang disebutkan tadi, lebih lebih di era globalisasi
saat ini. Dalam kesenangan materi, misalnya menusia pada dasarnya merupakan
makhluk bersifat material yang selalu merasa berkekurangan akan kebutuhan
fisik, ia tidak hanya ingin menghilangkan kekurangan itu dalam bentuk
memenuhi kebutuhan makan dan minum, tetapi juga kekurangan untuk hidup agar memiliki
kesenangan yang lain itu.
Namun
dengan kita berpuasa kesenangan-kesenangan itu hendaknya dapat kita bentengi,
dapat dikendalikan agar terhindar dari kehidupan yang melalaikan kita dari
sikap peduli, yang dapat melenakan kita dari berdekatan sebagai hamba Tuhan. Dengan mengendalikan diri itu, kita dituntut tidak
hanya selalu bersyukur atas nikmat dan kaunia Allah yang kita miliki dengan semua
kesenangan materi sehingga merasa tidak hanya berkecukupan, tetapi juga dengan
pengendalian diri itu, kita menjadi manusia yang bisa berbagi hidup dengan
orang lain, dengan sahabat sahabat, dengan teman, dengan tetangga
dan dengan kolega kerja kita.
Begitu
pula dengan kesenangan seksual, berpuasa mengajarkan kita untuk membentengi
diri dari kebutuhan biologis yang tidak terkendali. Dengan puasa, kita dituntut untuk
memperkaya rohani sehingga hawa nafsu yang bersifat biologis itu dapat diarahkan
ke jalur yang dibenarkan oleh norma-norma sosial maupun petunjuk Tuhan dan
Rasul kita. Begitulah makna singkat puasa sebagai benteng bagi manusia dalam menghadapi
godaan hidup di dunia. Wallahu A’lamu.
#Artikel pendek dimuat dalam Koran Meteor Mutiara Ramadhan 1432 H/14 Agustus 2011